Indonesiaadalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Seperti dikutip dari situs Indonesia.go.id, menurut sensus penduduk Badan Pusat Statistik pada 2010, ada lebih dari 300 kelompok suku bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia.. Beberapa nama suku bangsa di Indonesia seperti, suku Jawa,
MengidentifikasiKeberagaman Kebudayaan ; Mengklasifikasi Keberagaman Kebudayaan berdasarkan Unsur-Unsur Kebudayan Universal ; Menunjukkan Sikap Saling Menghargai Kebudayaan Suku Bangsa Yang Berbeda. 3 1. Pengertian Kebudayaan. Kebudayan berasal dari kata buddayah yang berarti akal atau budi , dengan demikian kebudayaan hanya
Mungkinmayoritas orang belum mengetahui tentang kebudayaan salah satu suku yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Kebudayaan Suku Alor meliputi kepercayaan masyarakat, kesenian hingga ritual-ritual yang melekat dalam kehidupan mereka. Tak hanya itu, Suku Alor juga memiliki ragam bahasa atau dialek diantaranya Denebang, Lemma, Seboda
Pementasanreog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku
1 Suku Baduy Dalam yang artinya suku Baduy yang berdomisili di Tiga Tangtu (Kepuunan) yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana. 2. Suku Baduy Panamping artinya suku Baduy yang bedomisili di luar Tangtu yang menempati di 27 kampung di desa Kanekes yang masih terikat oleh Hukum adat dibawah pimpinan Puuun (kepala adat). 3.
ADVERTISEMENT Menurut Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, unsur-unsur budaya universal terdiri dari tujuh bagian, yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian, sistem religi, dan kesenian. Agar kamu lebih memahami unsur-unsur budaya
sphu8q.
Deskripsi Sejarah dan daerah asal suku Madura, ciri khas, bahasa, tradisi dan kebudayaan. Tepat di sisi timur Pulau Jawa, terdapat sebuah pulau kecil bernama Madura. Menurut catatan sejarah, Suku Madura telah mendiami pulau tersebut sejak ratusan tahun lalu. Meskipun letaknya tepat di sebelah Jawa, namun suku ini memiliki keunikan adat dan budaya sendiri. Masyarakat Madura terkenal memiliki kebiasaan merantau, sehingga mempercepat penyebaran etnis ini di berbagai daerah lain di Indonesia, dan bahkan hingga mancanegara. Jadi, tidak mengherankan kalau banyak ditemukan berbagai penjaja makanan khas Madura di berbagai pelosok tanah air. Asal Usul Suku Madura Suku Madura adalah etnis dengan populasi jiwa terbesar di Indonesia. Etnis Madura berasal dari Pulau Madura, serta pulau lain di sekitarnya, seperti Kangean, Raas, Sapudi, dan Gili Raja. Masyarakat Madura tersebar di berbagai penjuru Indonesia, terutama Pulau Jawa dan Kalimantan. Meskipun pernah terjadi kerusuhan antar suku karena kesenjangan sosial yang melibatkan masyarakat Madura, sehingga sebagian orang memilih bertransmigrasi ke daerah lain. Namun, saat ini kesenjangan tersebut dapat diatasi dan masyarakat setempat sudah hidup rukun kembali. Suku Madura mempunyai sistem kekerabatan patrilineal mengikuti garis keturunan laki-laki. Oleh sebab itu, gelar pusaka akan diwarisi oleh kaum laki-laki. Di samping itu, masyarakat Madura juga masih sangat menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat. Hal tersebut dapat dilihat dari penyelenggaraan berbagai macam festival dan kesenian tradisional yang diadakan secara konsisten. Tidak mengherankan apabila Pulau Madura selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada waktu-waktu tertentu. Khususnya ketika upacara adat digelar. Di sisi lain, orang Madura dapat dengan mudah dikenali karena logat bicaranya yang sangat kental dengan dialek bahasa tradisional. Ini tentu saja membuat masyarakat Madura cukup menonjol ketika sedang berbicara, meskipun yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Dari segi makanan, masyarakat Madura sangat terkenal dengan kuliner satenya yang sudah dikenal di berbagai penjuru Indonesia, bahkan luar negeri. Sate Madura yang populer tersebut diperkenalkan secara luas oleh orang Madura yang pergi merantau ke daerah lain di Nusantara. Bahasa Suku Madura Bahasa Madura terdiri atas 3 tingkatan bahasa, yaitu Enja-Iya Ngoko Engghi-Enten Madya Engghi-Bhunten Krama Sementara itu, dialeknya terbilang cukup banyak karena setiap wilayah memiliki tutur berbeda. Di Pulau Madura terdapat beberapa dialek, antara lain Dialek Sampang Dialek Bangkalan Dialek Pamekasan Dialek Kangean Dialek Sumenep Dialek standar yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Madura adalah dialek Sumenep. Hal tersebut berdasarkan sejarah masa lalu, di mana Sumenep pernah menjadi pusat kerajaan dan perkembangan budaya Madura. Namun, saat ini dialek Madura sudah terpengaruh Bahasa Jawa. Pakaian Adat Suku Madura Dalam berpakaian, Suku Madura juga mempunyai pakaian adat yang diwariskan turun temurun. Pakaian adat tersebut memiliki makna filosofis mendalam, yang merupakan cerminan dari karakter masyarakat Madura. Umumnya, pakaian adat dikenakan pada acara-acara adat tertentu. Pakaian adat etnis Madura dibagi atas 3 kelompok sebagai berikut 1. Pakaian Adat Pria Pesa’an Pesa’an merupakan baju longgar berwarna hitam yang dipakai dengan kaos bermotif belang merah dan hitam, atau merah dan putih. Warna tersebut melambangkn ketegasan dan keberanian. Pesa’an dipadukan dengan celana gombrong sepanjang mata kaki pria. Pakaian tersebut akan dikenakan lengkap dengan odheng ikat kepala. Penggunaan ikat kepala dengan posisi tegak menjadi lambang status kedudukan pria tersebut di masyarakat. Sedangkan jika posisi odheng terkulai ke bawah, artinya hanya masyarakat biasa. 2. Pakaian Adat Wanita Kaum wanita etnis Madura umumnya mengenakan pakaian adat berupa kebaya rancongan transparan atau kutu baru, dengan dalaman bra berwarna kontras yang pas di badan. Pakaian tersebut memiliki makna filosofis menghargai keindahan tubuh dan kecantikan. Sedangkan bagian bawahan yang diaplikasikan adalah sarung batik dengan beragam corak. Biasanya dilengkapi odhet atau stagen sepanjang 15 cm supaya pinggang tampak ramping. 3. Aksesoris Saat mengenakan pakaian adat, masyarakat Madura juga mengaplikasikan beberapa aksesoris, seperti kain panjang, sapu tangan, sisir, gelang akar, jas polos, tongkat, dan jam tangan rantai. Biasanya aksesoris tersebut dikenakan petinggi adat dan bangsawan. Sementara kaum wanita mengenakan cucuk dinar, leng oleng, anting emas, kalung emas besar dengan liontin berbentuk uang logam atau bunga matahari. Tidak hanya itu, kaum wanita juga menggunakan cincin emas, gelang emas, gelang kaki, dan sandal tertutup. Nama Rumah Adat Masyarakat Madura Rumah adat Madura memiliki nama Tanean Lanjhang, yang artinya adalah sebuah halaman panjang. Tanean Lanjhang memiliki ciri khas, berupa bangunan rumah dibangun dengan posisi berjejer memanjang, dan dalam 1 kompleks terdiri atas 2 – 10 rumah. Di pemukiman tersebut biasanya dibangun Tonghuh Rumah induk yang berbentuk seperti rumah bangsal. Letaknya berada di sisi barat pemukiman lengkap dengan bangunan mushola dan kandang. Dalam adat Madura, anak perempuan termuda akan dibuat rumah di sisi timur Tonghuh. Ada perbedaan antara rumah adat laki-laki dan perempuan. Rumah adat kaum pria biasanya dibuat dengan bentuk seperti tanduk, dan rumah adat wanita berbentuk seperti cangkup pada umumnya. Apabila bangunan rumah sudah semakin penuh, maka susunan panjang akan dibuat berhadapan. Budaya Unik Masyarakat Madura Hingga saat ini, Suku Madura masih melestarikan berbagai macam budaya unik yang menjadi ciri khasnya. Tradisi warisan leluhur tersebut tetap diselenggarakan oleh etnis Madura, dan seolah sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Madura. Di bawah ini adalah beberapa contoh budaya Madura yang paling populer dan selalu diburu wisatawan 1. Karapan Sapi Pada setiap bulan Agustus/September, masyarakat Madura akan menggelar tradisi tahunan, yaitu Karapan Sapi. Dalam tradisi ini, pertandingan diikuti oleh para joki dengan 2 ekor sapinya yang mengadu kecepatan lari hingga ke garis finish. 2. Upacara Nadar Nadar adalah tradisi mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Upacara ini dilakukan tiga kali dalam setahun, dan biasanya berlangsung dengan sangat meriah. Nadar dimulai pada sore hari, di mana masyarakat akan datang ke makam leluhur. 3. Upacara Rokat Tase Tradisi yang juga dikenal dengan nama Petik Laut ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME. Rokat Tase umumnya dimulai dengan pembacaan istighosah dan tahlil, kemudian diikuti dengan menghanyutkan sesaji ke laut. 4. Ritual Ojung Ojung adalah sejenis permainan tradisional yang melibat dua orang pemain, khususnya laki-laki, di mana keduanya akan beradu fisik dengan membawa senjata rotan sepanjang 1 meter sebagai alat pukul. Ritual Ojung biasanya dilakukan dengan tujuan memohon turunnya hujan. 5. Toktok Berbeda dengan Karapan Sapi, budaya Toktok merupakan kompetisi mengadu dua sapi jantan. Jadi, kedua sapi akan beradu kekuatan hingga sampai salah satunya kalah dan kabur dari arena pertandingan. Suku Madura memiliki segudang keunikan budaya dan adat istiadat yang menjadi ciri khasnya. Hal tersebut pula yang membuat banyak orang tertarik untuk datang berkunjung, dan menyaksikan sendiri sisi tradisionalitas dari etnis yang menetap di Pulau Madura.
Daftar isiSejarah Suku MaduraCiri Khas Suku MaduraKehidupan Suku MaduraRumah Adat Suku MaduraPakaian Adat Suku MaduraTarian Adat Suku MaduraBahasa Suku MaduraKepercayaan Suku MaduraSenjata Suku MaduraKebudayaan Suku MaduraIndonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, bahasa, dan sukunya. Indonesia memiliki suku sebanyak 1340. Salah satunya suku yang akan kita bahas pada materi kali ini sangat terkenal dan populer di kalangan masyarakat, pasti masyarakat sudah pernah mendengar suku yang satu ini, yaitu Suku suku di Indonesia memiliki ciri dan kebudayaan yang berbeda antara satu suku dengan suku Indonesia memiliki berbagai suku, bahkan banyak sekali suku di Indonesia, namu kita tidak boleh saling menjelekkan satu sama lain. Kita harus bersatu sebagai bangsa madura adalah suku yang mendiami dan mendominasi Pulau Madura. Namun, tidak hanya pada Pulau Madura saja, suku ini telah menyebar. Ada Suku Madura yang berada di pantai Jawa bagian dari Suku Madura ini sangat banyak, yaitu sekitar 3-7 juta jiwa lebih. Nenek moyang dari Suku Madura merupakan pendatang yang kemudian menetap di Pulau Suku Madura ini diyakini sebagian besar masyarakat sebagai orang-orang dari daratan Asia yang kemudian bisa dikatakan demikian? Karena ditemukan peninggalan berupa kapak dan bejana perunggu di daerah Madura yaitu Sampang yang memiliki tipe sama dengan barang purbakala yang berada di Cina bagian Khas Suku MaduraMasyarakat Suku Madura memili ciri khas tersendiri walaupun kenyataannya Pulau Madura sendiri berdekatan dengan Pulau Jawa, namun tetap Suku Madura memiliki ciri khas segi fisik masyarakat Suku Madura memiliki tubuh yang tegap, tidak terlalu tinggi, badan yang lebih berotot dan tulang pipi yang menonjol sehingga orang yang melihat suku ini berpikir bahwa orang Madura itu galak atau sangar. Kepribadian dari Suku Madura ini juga tangguh dan Suku MaduraMasyarakat Madura sebagian bermata pencaharian sebagai nelayan, karena Pulau Madura terkenal dengan lautnya dan juga pulau garam. Tidak hanya sebagai nelayan, saat ini masyarakat madura juga bekerja sebagai mengolah sawah dan juga perkebunan, menanam dan memanen hasil sawah atau kebun, kemudian di jual belikan di juga yang berprofesi sebagai peternak binatang, mereka membudidayakan hewan ternak, kemudian menjualnya di umum, memang saat ini profesi Suku Madura sangat beragam, namun masih didominasi oleh nelayan dan juga Adat Suku MaduraSuku Madura memiliki rumah adat yang bernama Tanean Lanjhang, rumah ini merupakan kumpulan rumah yang dihuni oleh beberapa di dalam rumah Suku Madura juga tidak sembarangan, susunannya berdasarkan kedudukan dalam seperti Suku Madura tersebut menggambarkan hubungan yang kuat antar keluarga atau kekerabatan yang sangat Suku Madura biasanya dibangun di dekat air, ladang maupun Adat Suku MaduraSebagaian besar masyarakat pasti sudah tahu atau sudah pernah melihat pakaian adat dari Suku Madura. Pakaian adat Suku Madura memiliki warna dan corak yang unik dan jika sudah melihatnya, kalian akan mengingatnya dari pakaian adat Suku Madura yaitu Pesa’an. Untuk kaum laki-laki, pesa’an yang digunakan berwarna merah dan putih, memiliki motif bergaris dan dipadukan dengan baju dan celana yang longgar berwarna hitam pada kaos pria tersebut merah dan putih memiliki arti yaitu ketegasan dan pada pria berupa ikat yang diikat di kepala, namanya odheng. Ada juga clurit sebagai aksesorisnya, clurit merupakan ciri khas dari suku madura untuk wanita pada umumnya mirip dengan pakaian adat Suku Jawa, atasan kebaya dan bawahan yaitu menggunakan kain Adat Suku MaduraTari khas dari suku ini dikenal dengan sebutan tari Muang Sangkal. Tarian ini digunakan untuk upacara adat, penyambutan tamu spesial dan acara adat dari tari Muang Sangkal ini guna sebagai tolak bala atau menjauhkan diri dari Suku MaduraBahasa dari Suku Madura sendiri dikenal dengan Bahasa Madura. Bahasa ini digunakan oleh orang Madura yang mendiami pulau madura dan tersebar di beberapa daerah jawa juga bahasa Kangean, bahasa ini sering digunakan oleh masyarakat Madura yang bertempat tinggal di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Pontianakn, Ketapang dan logat dari Bahasa Madura sudah sangat familiar sekali di telinga kita dan itu cukup Suku MaduraRata-rata Suku Madura yang menetap di Pulau Madura beragama Islam. Di Pulau Madura sendiri di dominasi oleh organisasi kemasyarakatan yaitu besar di kabupaten Madura banyak terdapat pesantren dan memilki ribuan ini dikenal dengan suku yang kuat, begitu juga ketika mereka sudah memegang teguh agamanya, terbukti banyak pesantren dan santri yang ada di Pulau orang-orang Madura yang menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren. Suku Madura ini memiliki anggapan bahwa ilmu di akhirat lebih penting daripada ilmu masyarakat Suku Madura terbiasa melepas anak mereka yang masih kecil untuk Suku MaduraSenjata Suku Madura ini juga yang menjadi ciri khas dari orang-orang madura, kalian pasti sudah mengetahui apa yang menjadi ciri khas dari orang Madura. Ya benar, ini sebenarnya sama bentuknya seperti yang ada di Pulau Jawa, arit namanya. Bedanya kalau clurit memiliki bentuk yang ramping, lebih tipis, ujung clurit juga lebih lancip dibandingkan dengan dari clurit ini seperti bulan sabit dan ada gagang yang terbuat dari kayu guna untuk memegang si clurit ini juga memiliki simbol yaitu perjuangan dan juga keberanian masyarakat Suku MaduraBudaya Suku Madura yang satu ini sangat terkenal bahkan di seluruh Indonesia, yaitu karapan sapi. Karapan sapi digelar dan dilaksanakan setiap tahun pada bulan agustus atau ini menunjukkan sepasang sapi menarik kereta yang terbuat dari kayu yang dipacu dalam lomba adu cepat, sapi mana yang menang diantara sapi-sapi yang berlomba itu. Jarak treknya sekitar 100 meter.
1. Jelaskan budaya Suku Madura berdasarkan unsur-unsur budaya! 2. Jelaskan budaya merantau Suku Madura secara spasial! 3. Jelaskan budaya Suku Batak yang mengharuskan mempunyai anak laki-laki secara spasial! ​ 1. 1. Jelaskan budaya Suku Madura berdasarkan unsur-unsur budaya! 2. Jelaskan budaya merantau Suku Madura secara spasial! 3. Jelaskan budaya Suku Batak yang mengharuskan mempunyai anak laki-laki secara spasial! ​ 2. tuliskan budaya suku Madura di sekitar 3. sebutkan budaya suku madura 4. Saya ingin bertanya daerah suku asmat .... adat suku jawa .... daerah suku jawa .... adat suku madura .... daerah suku madura .... daerah suku madura .... adat suku madura .... adat suku aceh ... daerah suku aceh .... 5. asal daerah, bahasa, adat istiadat, budaya suku madura apa aja tengs​ 6. faktor penghambat perubahan sosial budaya suku madura? ​ 7. artikel mengenai kebudayaan suku Sunda Jawa Madura dan Bali 8. apa saja suku yang ada di Madura Sebutkan nama bahasa nama rumah adat nama tarian daerah nama pakaian daerahkeberagaman suku bangsa dan budaya di Madura ​ 9. Apa yang ingin kamu ketahui tentang suku Madura? Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang suku Madura!​ 10. tuliskan tiga ragam budaya dari suku madura​ 11. tuliskan tiga ragam budaya dari suku madura! plis bantu kak​ 12. kebudayaan Madura memiliki kesamaan dengan kebudayaan suku​ 13. adat istiadat suku osing di banyuwangi merupakan perpaduan nantara budaya madura dan 14. Keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia diantaranya *5 poinA. Suku Bugis, makassar, Sunda, Nasrani, Madura dan sebagainyaB. Suku Gayo Alas, Dayak, Madura, hindu budha, dan sebagainyaC. Suku jawa, Bali, Madura, Bima, Muslim dan sebagainyaD. Suku bugis, makassar, nias, Asmat, sangir talaud, dan sebagainya​ 15. Kita harus menghormati suku di Indonesia diantaranya suku Madura Apa yang kamu ketahui tentang Suku Madura jelaskan​ 1. 1. Jelaskan budaya Suku Madura berdasarkan unsur-unsur budaya! 2. Jelaskan budaya merantau Suku Madura secara spasial! 3. Jelaskan budaya Suku Batak yang mengharuskan mempunyai anak laki-laki secara spasial! ​ Jawaban SapiKarapan Sapi adalah budaya suku Madura yang digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September. Pada perlombaan ini, sepasang sapi menarik semacam kereta dari kayu dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 Seorang teman terheran-heran dan kemudian berujar "Orang Madura ada dimana-mana", katanya. Ucapan itu tentu terdengar menggelikan karena teman itu sendirinya orang Madura tulen dan bukan kekagetannya itu bisa dimaklumi, sebab keluarganya bukanlah keluarga perantau. Nyaris tak terendus jejak migrasi pada leluhurnya, kecuali barangkali sebatas naik haji ke tanah ibu, Abul Qosim, nama teman itu, adalah pasangan petani Madura yang khusyuk. Hidupnya diabdikan sepenuhnya menggarap sawah dan ladang untuk memenuhi kebutuhan dapur. Juga beternak sapi sebagai tabungan masa depan, termasuk membiayai sekolah ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisa Makna anak laki-laki dikota Sidikalang kabupaten Dairi. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif yang dianalisa secara desktriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Struktural Fungsional oleh Parson. Didalam penelitian ini Jumlah responden ada sebanyak 7 pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Hasil dari lapangan mengatakan bahwa anak adalah Anugerah Tuhan yang sangat dinantikan, terkhusus dalam masyarakat Batak Toba anak laki-laki sangat diutamakan karena anak laki-laki adalah pembawa marga dan penerus keturunan pada keluarga masyarakat Batak Toba. Anak adalah kebanggaan didalam masyarakat Batak Toba. Anak pada masyarakat Toba juga sebagai penambah sahala wibawa bagi orangtua,sehingga pada masyarakat Batak Toba tidak memiliki anak terutama anak laki-laki akan merasakan seperti ada yang kurang karena apabila tidak memiliki anak laki-laki maka garis keturunan pada keluarga tersebut akan kalo salah 2. tuliskan budaya suku Madura di sekitar Menjual sate, Karapan Sapi Rumah Adat Rumah Adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura adalah halaman panjang yang biasa disebut Tanian Lanjang yang membuktikan kekerabatan masyarakat madura. Rumah adat madura ini memiliki satu pintu didepan rumah, agar pemilik rumah dapat mengontrol aktifitas keluar masuk keluarga. Pintu yang dihiasi ukir - ukiran asli madura. dengan warna hijau dan merah yang memiliki lambang kesetiaan dan perjuangan. Bahasa Madura Bahasa Madura yang mempunyai bahasa yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang ingin mempelajarinya mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalannya. Bahasa Madura sama seperti bahasa - bahasa di kawasan Jawa dan Bali, kemudian mengenal Tingkat - tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tingkatan yakni Ja' - iya sama dengan ngoko Engghi - Enthen sama dengan Madya Engghi - Bunthen sama dengan Krama Senjata Tradisional Madura Senjata yang dimiliki oleh masyarakat Madura bernama Clurit, bentuknya melengkung seperti arit, mata clurit sangat runcing dan tajam. Gagangnya terbuat dari kayu atau logam. Pakaian Adat Madura Pakaian adat masyarakat Madura untuk Pria identik dengan motif garis horizontal yang biasanya berwarna merah putih dan memakai ikat kepala. Lebih terlihat gagah lagi bila mereka membawa senjata tradisional yang berupa clurit. Dan untuk wanita, biasanya hanya menggunakan bawahan batik khas Madura dan mengenakan kebaya yang lebih simple. Musik Saronen Musik Saronen ini berasal dari Masyarakat Sumenep. Jika di Madura mengadakan kesenian, musik saronen inilah yang akan mengiringinya. Musik saronen merupakan perpaduan dari beberapa alat musik, tetapi yang paling dominan adalah alat musik tiup berupa kerucut. Nah ini lah alat musik tiup yang disebut dengan saronen. Karapan Sapi Karapan Sapi inilah budaya Madura yang sangat terkenal. Kesenian ini diperkenalkan pada abad ke-15 1561 M pada masa pemerintahan Pangeran Katandur di daerah Keratin Sumenep. Kerapan sapi ini merupakan lomba memacu sapi paling cepat sampai tujuan. Bertujuan untuk memberikan motivasi kepada para petani agar tetap semangat untuk bekerja dan meningkatkan produksi ternak sapinya. Upacara Sandhur Pantel Upacara Sandhur Pantel merupakan sebuah ritual untuk masyarakat Madura yang berprofesi sebagai petani ataupun nelayan. Upacara ritual ini meruapkan upacara yang menghubungkan manusia dengan makhluk ghaib atau sebagai sarana komunikasi manusia dengan Tuhan Pecipta Alam Semesta. Upacara ini berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik. Madura juga memiliki Tarian Khas diantaranya Tarian Sholawat Badar atau rampak jidor Tarian yang dimiliki oleh masyarakat madura ini meruapakan tarian yang menggambarkan karakter orang Madura yang sangat relegius. Seluruh gerak dan alunan irama nyanyian yang mengiringi tari iini mengungkapkan sikap dan ekspresi sebuah puji - pujian, do'a dan zikir kepada Allah SWT. Tarian Topeng Gethak Tarian Topeng Gethak mengandung nilai fisolofis perjuangan warga Pamekasan saat berupaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa, Gerakan Tarian Topeng Gethak ini mengandung makna mengumpulkan masa dimainkan oleh satu hingga tiga orang penari. Asal muasal sebelumnya nama tarian ini bernama Tari Klonoan kata klonoan ini berasal dari kata kelana atau berkelana, bermakna Bolodewo berkelana, dan pada akhirnya Tari Klonoan ini Berubah nama menjadi Tari Topeng Gethak. Tarian Rondhing Tarian Rondhing ini berasal dari "rot" artinya mundur, dan "kot - konding" artinya bertolak pinggang. Jadi tari rondhing ini memang menggambarkan tarian sebuah pasukan bagaimana saat melakukan baris - berbaris, yang ditariakan oleh 5 orang. Tarian Rondhing ini juga di angkat dari perjuangan masyarakat 3. sebutkan budaya suku madura JawabanCelurit, Saronen & Haji Sebagai Tujuan Hidup 4. Saya ingin bertanya daerah suku asmat .... adat suku jawa .... daerah suku jawa .... adat suku madura .... daerah suku madura .... daerah suku madura .... adat suku madura .... adat suku aceh ... daerah suku aceh .... 2. rumah joglo3. pakaian adat dodotan 5. asal daerah, bahasa, adat istiadat, budaya suku madura apa aja tengs​ Jawabansuku madura adalah etnis dengan populasi jiwa terbesar diindonesia, suku madura terletak tepat di sisi Timur pulau madura terkenal memiliki kebiasaan merantau. CIRI KHAS SUKU MADURA-masyarakat madura sangat menjunjung tinggi budaya adat istiadat -orang madura di kenal dengan logat bicaranya yang kental dengan dialek bahasa tradisionalBAHASA SUKU MADURA1 Enja-iyaNgoko 2 Enggi-entenMadya3 Enggi-BhuntenkramaPAKAIAN ADAT SUKU MADURA-pakaian adat pria pesa'an -pakaian adat wanita kebaya roncongan transparan -aksesoris gelang akar, sapu tangan, jas polos , dll ITU AJA YANG SAYA TAU MAAF KLO SALAH BRO!! ಥ‿ಥ 6. faktor penghambat perubahan sosial budaya suku madura? ​ Jawabankurang nya komunikasi dengan masyarakat lain 7. artikel mengenai kebudayaan suku Sunda Jawa Madura dan Bali Sundabudaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat atau suku Sunda dikenal dgn budaya yg menjunjung tinggi sopan umumnya karakter masyarakat sunda adalah periang,ramah kepercayaan spiritual tradisional sunda adalah sunda wiwitan yg mengajarkan keselarasan hidup dengan ya cm taunya sunda aja klo jawa ,jawa apa saya bingung 8. apa saja suku yang ada di Madura Sebutkan nama bahasa nama rumah adat nama tarian daerah nama pakaian daerahkeberagaman suku bangsa dan budaya di Madura ​ Jawaban~Nama tarian suku madura adalah Tarian sholawat badar atau Rampak jidor,Tarian rhonding.~Nama rumah adat suku madura adalah Tanian lanjang.~Nama pakaian adat suku madura adalah Baju pesa`an untuk pria dan baju kebaya tanpa kutu baru serta kebaya rancongan untuk merupakan salah satu daerah yang berasal dari indonesia, luas madura km^{2}km2 suku madura mempunyai sejarah peradaban yang maju pada masa dulu ini terlihat di dalam pakai dan rumah adat yang dimiliki suku madura.~Pakaian adat madura yaitu baju pesaan yang memiliki warna hitam dan serba longgar dan menggunakan pakaian dalam yang serba merah. sedangkan pakaian adat perempuan yaitu kebaya rancongan yang dikombinasikan dengan bahan yang menerawang sehingga menjadikan perempuan madura nampak cantik menengenakannya.~Bahasa yang digunakan mempunyai kesamaan dengan daerah lain seperti jawa dan bali.~Senjata tradisionalnya bernama clurit.~ Budaya/Adat istiadat yang sangat terkenal di Madura yaitu karapan sapi. SEMOGA MEMBANTU 9. Apa yang ingin kamu ketahui tentang suku Madura? Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang suku Madura!​ JawabanSiapa orang yang menemukan suku madura 10. tuliskan tiga ragam budaya dari suku madura​ 1. bahasa madura 2. rumah adat madura 3. tari adat madura 4. senjata tradisional madura 5. makanan khas madura 11. tuliskan tiga ragam budaya dari suku madura! plis bantu kak​ cerulit,pesaan,keraban sapeh,dan saronen kakah • Rumah Adat Rumah Adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura adalah halaman panjang yang biasa disebut Tanian Lanjang yang membuktikan kekerabatan masyarakat madura. ...•Bahasa Madura.•Senjata Tradisional Madura.•Pakaian Adat Madura.•Karapan Sapi.•Upacara Sandhur Pantel. 12. kebudayaan Madura memiliki kesamaan dengan kebudayaan suku​ JawabanJawa kak maaf kalo salah ya 13. adat istiadat suku osing di banyuwangi merupakan perpaduan nantara budaya madura dan Adat istiadat suku Osing di Banyuwangi merupakan perpaduan antara budaya Madura Jawa dan Bali. PembahasanMengenal Adat Istiadat Suku OsingSecara geografis sebagian besar suku Osing berdiam di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Menurut sumber sejarah yang dapat dipercaya, suku Osing merupakan suku asli Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi dulunya termasuk ke dalam kerajaan Blambangan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pasca perang Puputan Bayu, mayoritas suku Osing menarik diri dari pergaulan dan mengasingkan diri ke daerah pegunungan. Mereka juga tidak mau tunduk kepada Belanda. Akhirnya pemerintah VOC yang berkuasa pada waktu itu mendatangkan banyak pekerja dari Madura dan Jawa Tengah. Akibatnya suku Osing makin mengucilkan diri mereka dan menolak bergaul dengan orang asing. Dari sinilah istilah suku Osing berasal. Secara etimologi kata osing berasal dari kata sing yang artinya tidak. Meskipun kecenderungan suku Osing adalah menolak sesuatu yang asing, namun adat istiadat dan budaya yang berlaku pada suku Osing banyak dipengaruhi oleh budaya Madura dan Bali. Hal ini disebabkan karena banyaknya orang Madura yang dipekerjakan oleh VOC di wilayah mereka dan secara geografis wilayah mereka sangat dekat dengan pulau Bali. Berikut ini adalah beberapa adat istiadat yang terdapat pada suku Osing. 1. Kepercayaan kepada roh para leluhur. Meskipun mayoritas suku Osing sudah beragama Islam, namun kepercayaan mereka terhadap roh para leluhur masih kuat. Mereka juga percaya kepada roh yang dipuja danyang di sebuah tempat disebut Punden yang biasanya ada di bawah pohon atau batu besar. 2. Kepercayaan MistisBeberapa kepercayaan mistis yang masih berlaku di kalangan suku Osing, antara lain a. Penggunaan ilmu pelet jaran goyang. b. Selametan setiap hari Senin dan Kamis di makam Buyut Cili yang dilakukan oleh orang yang akan mempunyai hajat. c. Masa menanam padi dan bercocok tanam yang didasarkan pada perhitungan hari baik dan buruk. d. Adanya kepercayaan tentang santet dan ilmu hitam lainnya. 3. Pertunjukan tari GandrungTari Gandrung dipertunjukkan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tari Gandrung memiliki kesamaan dengan beberapa tarian seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali. Tari Gandrung melibatkan seorang penari wanita yang menari bersama-sama tamu pria dengan iringan gamelan. 4. Upacara adat Kebo-Keboan Upacara ini merupakan salah satu upacara bersih desa yang ada di Jawa Timur termasuk di Banyuwangi yang menjadi tempat domisili suku Osing. Upacara adat Kebo-Keboan ini dimeriahkan dengan pertunjukan pagelaran seni. Tujuan dari upacara ini adalah untuk meminta kesuburan tanah, panen melimpah, dan terhindar dari malapetaka baik yang akan menimpa tanaman maupun manusia yang mengerjakannya. Dari penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa adat istiadat suku Osing pencampuran antara budaya Jawa khususnya Madura dan budaya Bali. Keterangan gambar Tari Gandrung Demikian penjelasan dan penyelesaian soal tersebut di atas. Pelajari lebih lanjut tentang suku Osing pada 1. Letak wilayah suku Osing Nama tarian suku Osing Asal usul suku Osing Jawaban Kelas 11Mapel Geografi Bab Keragaman Budaya BangsaKode Kunci suku Osing, adat istiadat 14. Keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia diantaranya *5 poinA. Suku Bugis, makassar, Sunda, Nasrani, Madura dan sebagainyaB. Suku Gayo Alas, Dayak, Madura, hindu budha, dan sebagainyaC. Suku jawa, Bali, Madura, Bima, Muslim dan sebagainyaD. Suku bugis, makassar, nias, Asmat, sangir talaud, dan sebagainya​ Jawaban Bugis, makassar, Sunda, Nasrani, Madura dan sebagainyaPenjelasanmaap kalo salah'D 15. Kita harus menghormati suku di Indonesia diantaranya suku Madura Apa yang kamu ketahui tentang Suku Madura jelaskan​ Jawabanmerupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar juta jiwa sensus 2010. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnyaBahasamadura,jawa,indonesiaagamaislamsuku bangsa yang terkaitsuku jawa dan suku melayuPenjelasanmaaf banget kalo salah
Nailul Itsna Afifah, Mochammad Andhika Reza Pratama, Rena Kusrina Dayati, Andi Irwan Benardi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini 1 Mengetahui interaksi kehidupan antar kelima suku Bajau, Bugis, Madura, Mandar dan Jawa dalam film lintas budaya. 2 Mengetahui hubungan budaya kelima suku Bajau, Bugis, Madura, Mandar dan Jawa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa analisis kualitatif dengan objek kajian berupa lima suku di Pulau Karimunjawa. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwasanya antar kelima suku yang mendiami Pulau Karimunjawa berjalan beriringan tanpa konflik antar suku, dan hal itu disebabkan oleh tingginya rasa persatuan antar masyarakat masing-masing suku di Pulau Karimunjawa. ABSTRACT The purpose of this research 1 To know the interaction of life among the five tribes Bajau, Bugis, Madura, Mandar and Java in cross cultural film. 2 Knowing the cultural relations of the five tribes Bajau, Bugis, Madurese, Mandar and Java in the life of nation and state. The method used in this research is a qualitative analysis with the object of study in the form of five tribes in Karimunjawa Island. Based on the results of research obtained results that between the five tribes that inhabit Karimunjawa island go hand in hand without the conflict between tribes, and it is caused by the high sense of unity among the respective tribal communities in Karimunjawa Island. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia terdiri dari beragam kebudayaan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Secara Geografis Kepulauan Karimun Jawa terletak antara 5′ 40″ – 5′ 57″ LS dan 110′ 4″ – 110′ 40″ BT, berada di perairan Laut Jawa yang jaraknya ± 45 mil laut dari kota Jepara, termasuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Dati II Jepara. Kepulauan Karimun Jawa memiliki luas ha, yang terdiri dari lautan seluas ha, dan daratan seluas ha yang tersebar di 27 pulau. Dari 27 pulau tersebut, 5 diantaranya telah berpenghuni yaitu P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang, P. Nyamuk dan Persebaran suku di Pulau Krimunjawa terdiri dari berbagai suku bangsa. Di Pulau Karimunjawa sendiri persebaran Masyarakat Jawa berada di Desa Karimunjawa, Kemojan, Nyamuk dan Parang. Mereka merupakan penduduk pendatang dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk penduduk Jawa timur, Jawa tengah dan Jawa Barat yang bermigrasi dan akhirnya menetap di Karimunjawa. Pindahan dari berbagai wilayah tersebut didominasi berasal dari suku jawa. Berdasarkan Penelitian Sukari 2005 Penduduk yang menempati Pulau Karimunjawa terdiri dari 6 suku bangsa yaitu Jawa, Bugis-Makasar, Madura, Buton, Mandar dan Bajau. Dari suku bangsa tersebut yang paling banyak suku bangsa Jawa dan Bugis-Makasar. Kedua suku bangsa ini mempunyai latar belakang sosial budaya dan ekonomi yang berbeda. Dari uraian latar belakang diatas, perlu dikaji kebudayaan di Pulau Karimunjawa dalam memperkaya dan dalam mengembangkan daerah Pulau Karimunjawa sebagai contoh daerah yang memiliki rasa toleransi tinggi dengan judul Penelitian “Interaksi Lima Budaya Suku Bugis, Bajau, Madura,Mandar Dan Jawa Di Pulau Karimunjawa Menggunakan Analisis Geografi Sosial Budaya”. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1 Mengetahui interaksi kehidupan antar kelima suku Bajau, Bugis, Madura, Mandar dan Jawa dalam film lintas budaya. 2 Mengetahui hubungan budaya kelima suku Bajau, Bugis, Madura, Mandar dan Jawa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3 Mengetahui kelima suku Bajau, Bugis, Madura, Mandar dan Jawa dengan analisis Geografi Sosial Budaya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa analisis kualitatif dengan objek kajian berupa lima suku di Pulau Karimunjawa. Populasi dalam penelitian ini berupa masyarakat dalam 5 suku Bajau, Mandar, Madura, Bugis dan Jawa di Pulau Karimunjawa. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tokoh masyarakat dari masing masing suku yang total berjumlah 15 itu, metode yang digunakan dalam penelitan ini juga berupa dokumentasi dan pemetaan kelima suku di Pulau Karimunjawa guna memperkuat hasil penelitian. Tahapan yang digumakan dalam penelitian ini meliputi Tahap Persiapan 1, Tahap pengumpulan Data 2, Tahap Pengolahan Data 3, Tahap Analisis 4, Pembuatan Laporan5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kebudayaan Suku Bugis dan Mandar Suku Bugis dan Suku Mandar pada dasarnya merupakan masih dalam satu kesatuan suku yang sama dan memiliki budaya atau adat istiadat yang sama pula. Perbedaannya ialah terletak pada bahasa yang digunakan. Suku Bugis dan Mandar merupakan suku asli yang mendiami wilayah asal Sulawesi Selatan, yang kemudian menyebar di beberapa tempat di Indonesia, salah satunya ialah di Pulau Karimunjawa. Suku Bugis pertama kali mendarat Pulau Karimunjawa pada tahun 1932 menggunakan kapal pinisi, hal itu disebabkan karena tidak amannya kondisi Sulawesi Selatan pada masa itu, seperti peperangan antar kerajaan, dan ancaman dari pihak Belanda. Sejak saat itulah, Suku Bugis dan Mandar mendiami Pulau Karimunjawa, tepatnya di Dusun Batu Lawang, Kelurahan Kemojan, Kecamatan Karimunjawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari ialah menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugi/Mandars, namun Bahasa pertama yang diajarkan ialah Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan agar anak mudah saat memasuki usia sekolah, kemudian Bahasa Bugis diajarkan pada umur 6 tahun keatas. Kearifan lokal yang masih dilestarikan yaitu adat “Salamatasi” dan “Tasyakuran Ganjil-Genap”. Salamatasi adalah sedekah bumi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bugis dan Mandar. Waktu pelaksanaan salamatasi tidak ditentukan. Salamatasi bersifat kondisional, sehingga dilakukan kapan saja jika bahan-bahan yang digunakan untuk salamatasi sudah siap, yang terpenting dalam acara ini adalah hanya dilakukan sekali dalam setahun. Sedangkan Tasyakuran Ganjil-Genap merupakan kearifan lokal yang digunakan dalam setiap syukuran yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bugis, baik itu dalam acara syukuran kesedihan maupun kebahagiaan. Tasyakuran ganjil-genap ini lebih merujuk kepada makanan yang disajikan pada saat syukuran. Pada syukuran kesedihan seperti kematian, makanan yang disajikan berjumlah ganjil, sedangkan pada syukuran kebahagiaan seperti pernikahan atau kehamilan makanan yang disajikan berjumlah genap. Kearifan lokal yang lain adalah Tradisi Lambon diisi tarian pencak silat dan sabung ayam yang sering diadakan tujuh hari setelah Idul Fitri. Tradisi ini sempat terjaga namun seiring berjalannya waktu diganti dengan tradisi Slamatan yang menyajikan kudapan-kudapan khas Bugis seperti Buras. Tradisi lain yang masih dapat dijumpai adalah Mamaulu, menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan membawa ketan dan telur hias ke masjid. Telur tersebut diwarnai secantik mungkin dan ditusuk sebatang lidi untuk dibagikan kepada anak-anak. Dalam permasalahan maupun perselisihan yang terjadi di Suku Bugis, walaupun sangat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi, permasalahan tersebut diselesaikan dengan kekeluargaan, kemudian jika tidak memungkinkan terselesaikan dengan jalan kekeluargaan, penyelesaian masalah diselesaikan melalui hukum negara. Dalam hal ini sudah tidak ada campur tangan hukum adat. Suku Bugis tetap menggunakan rumah panggung walaupun perawatan, harga bangun mahal, dan bahan baku sulit didapat dengan alasan agar tidak kehilangan jati diri sebagai Suku Bugis. Selain untuk mempertahankan jati diri sebagai Suku Bugis, rumah panggung juga merupakan konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa dibanding rumah bawah. Tidak sedikit juga masyarakat Suku Bugis di dukuh Batu Lawang, desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa yang sudah menggunakan rumah bawah Interaksi Suku Bugis. Interaksi yang terjadi di Suku Bugis tidak hanya dilakukan oleh sesama Suku Bugis saja, tetapi juga dilakukan interaksi dengan suku lain, seperti suku Jawa, dan suku madura. Hubungan dalam berinteraksi oleh Suku Bugis baik. Perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bugis tidak harus dilakukan oleh sesama Suku Bugis, melainkan dari antar suku. Meskikpun dulunya di Suku Bugis diharuskan menikah dengan sesama Suku Bugis, tetapi saat ini aturan itu sudah tidak berlaku. Dalam upacara perkawinan, Suku Bugis juga sudah tidak menggunakan adat pernikahan Suku Bugis, tetapi mengikuti adat jawa. Hal ini berarti bahwa Suku Bugis terbuka atas budaya-budaya suku lain. Terdapat paguyuban masyarakat Suku Bugis di Dukuh Batu Lawang, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa yang bernama “Kabug” atau Komunitas Anak Bugis”. Paguyuban ini beranggotakan pemuda Suku Bugis. Kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan untuk acara tahunan yang dilaksanakan di Dukuh Batu Lawang, yaitu Salamatasi. Terdapat paguyuban masyarakat Suku Bugis di Dukuh Batu Lawang, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa yang bernama “Kabug” atau Komunitas Anak Bugis”. Paguyuban ini beranggotakan pemuda Suku Bugis. Kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan untuk acara tahunan yang dilaksanakan di Dukuh Batu Lawang, yaitu Salamatasi. Paguyuban Berdasarkan Profesi erupakan paguyuban nelayan yang terdiri dari berbagai suku. Paguyuban ini tidak membedakan komposisi terhadap suku yang ada dan tidak menjadikan keturunan sebagai tolak ukur dalam keanggotaannya. Contoh terdapat paguyuban nelayan rumput laut, anggotanya terdiri dari Suku Bugis dan Suku Jawa. Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang ditamatkan. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Tidak Lulus SD 1 SD 16 SMP 12 SMA 2 PT 1 Sumber Hasil Penelitian 2018 Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Mata Pencaharian MATA PENCAHARIAN JUMLAH RESPONDEN Nelayan 31 Pedagang 1 JUMLAH 32 Sumber Hasil Penelitian 2018 Terdapat beberapa kelas dalam nelayan di Suku Bugis yang terdiri dari nelayan kecil, anak buah kapal, dan pemilik kapal. Nelayan merupakan mata pencaharian turun-temurun bagi masyarakat Suku Bugis. Mata pencahaian turun-temurun adalah mata pencaharian yang diperoleh dengan cara anak atau ketuunan melanjutkan atau mengikuti mata pencaharian orang tua atau sanak saudaranya. Sehingga dalam suatu keluarga terdapat dua atau lebih generasi yang sama-sama bekerja sebagai nelayan. Di samping mata pencaharian pokok yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bugis, ada pula pekerjaan sampingan. Pekerjaan sampingan ini bertujuan untuk menambah pendapatan masyarakat Suku Bugis dan membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena semakin meningkatnya beban biaya hidup. Jenis pekerjaan sampingan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Bugis yaitu kuli bangunan dan pertanian. Penghasilan yang diperoleh dari mata pencaharian yang dilakukan Suku Bugis baik mata pencaharian pokok maupun mata pencaharian sampingan tidak menentu. Hal ini di karena beberapa faktor, faktor yang pertama yaitu faktor alam. Bagi para nelayan faktor alam sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan yang ada dilaut. Semakin bagus cuacanya semakin banyak pula tangkapan ikan yang diperoleh hal ini juga akan mempengaruhi penghasilan yang semakin tinggi. Penghasilan yang diperoleh pada saat musim teduhdapat mencapai 5 juta perbulan, bahkan untuk pemilik kapal dan nelayan yang menggunakan bubu alat sembunyi ikan dapat mencapai 1 – 4,5 juta semalam. Kebudayaan Suku Jawa Suku Jawa adalah Suku terbesar yang menempati wilayah Kepulauan Karimunjawa, yang tersebar di Pulau Kerimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting. Mayoritas masyarakat Jawa beragam Islam, dan beberapa masyarakat beragama Kristen. Meskipun menjadi suku mayoritas, Masyarakat Suku Jawa tidak menunjukkan superioritas kesukuan. Hal itu dibuktikan dengan adanya upacara-upaca kebudayaan yag melibatkan semua suku di Karimunjawa, seperti Barikan Kubro yang dilaksanakan satu tahun sekali tiap tanggal 5 September. Barikan merupakan doa bersama sebagai wujud syukur masyarakat Karimunjawa atas hasil bumi dan laut. Selain itu, ada juga festival Barikan Kecil/Barikan Sugro, yang dilaksanakan setiap kamis wage pada tanggalan Jawa. Selain Barikan, setiap tahun masyarakat Jawa juga mengadakan berbagai festival, seperti festival jajanan pesisir, dan berbagai festival lainnya yang diikuti oleh semua warga termasuk suku-suku lain di Pulau Karimunjawa. Sejarah kedatangan masyarakat Suku Jawa turut dipengaruhi oleh sejarah kedatangan Syaikh Amir Hassan di Pulau tersebut, yang kemudian diikuti oleh masyarakat lain yang berasal dari Pulau Jawa. Ada beberapa kearifan lokal Suku Jawa di Karimunjawa yang berkaitan dengan Syaikh Amir Hassan, diantaranya ialah Kearifan Lokal Kisah Lele Dumbo Stingless Fresh Air Keaarifan Lokal Kisah Kuku Tindik Kearifan Lokal Kisah Ular Buta Kearifan Lokal Kayu Dewadaru, yang menurut cerita rakyat setempat, jenis kayu yang memiliki kekuatan magis. Masyarakat setempat percaya bahwa kayu tersebut akan membuat rumah mereka menyelamatkan dari pencuri atau tindakan mengganggu lainnya jika mereka menggunakan bagian dari kayu tersebut di rumah mereka. Kayu Setigi, dipercaya sebagai kayu yang digunakan sebagai tongkat oleh Sunan Nyamplungan atau Syaikh Amir Hassan dan digunakan untuk mengutuk ular disebutkan bahwa kayu ini digunakan untuk menetralkan racun binatang. Kayu Kalimasada, ialah jenis kayu yang memiliki kekuatan Masyarakat lokal menggunakan kayu ini untuk melawan roh setan sering menggunakan kayu ini. Dalam menjaga kebudayaan Suku Jawa, selain diadakannya festival, petinggi masyarakat Jawa yang juga sekaligus sebagai lurah Desa Karimunjawa mencoba menjaga keutuhan dan kelestarian kebudayaan dan kearifan lokal agar tidak terpengaruh oleh busaya luar dengan menanam nilai-nilai ke pemuda Karimunjawa, seperti pembinaan dari RT, adanya TPQ, dan penanaman pendidikan kearifan lokal sejak dini. Pernikahan antar suku dalam Budaya Suku Jawa diperbolehkan hingga menghasilkan hingga menghasilkan beberapa akulturasi budaya, terlebih dalam hal makanan dan budaya terutama dalam peggunaan bahasa. Dalam menyatukan masyarakat Jawa dan masyarakat suku lain, diadakan beberapa paguyuban salah satu paguyuban yang menyatukan antar suku yaitu Tarian minakara. Tarian ini merupakan wujud kelestarian bagi pemuda pemudi desa untuk mencintai kesenian Jawa. Pak gunawan selaku guru SMP 1 Karimunjawa mengatakan bahwa upaya pelstarian paguyuban Tarian minakara sudah dilakukan di sekolah –sekolah, salah satunya di SMP 1 Karimunjawa yaitu siswa-siswi diajarkan setiap sabtu sore di ruang kesenian sekolah. Komunitas Tourguide merupakan paguyuban yang cukup efektif bagi warga Karimunjawa baik suku Jawa maupun Suku lain. Karena bersifat terbuka bagi umum para tourguide untuk bekerja bersama. Selain tourguide ada paguyubuan lain yang sejenis yaitu paguyuban nelayan, paguyuban penyewaan kapal dan paguyuban bidang SAR yang berjalan baik di masyarakat Karimunjawa. Mayoritas Agama yang dianut Masyakat Suku Jawa adalah Islam. Namun sebagian ada yang beragama Kristen. Untuk Fasilitas ibadah hamper disetiap desa terdapat satu masjid dan beberapa mushola. Tetapi untuk Gereja hanya ada satu di Desa Karimunjawa. Masyarakat Jawa meskipun berbeda agama mereka tetap hidup berdampingan dan menjunjung toleransi beragama. Di Pulau Karimunjawa banyak masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan lokal. Baik itu nelayan yang berskala kecil maupun nelayan yang berskala menengah. Beberapa jenis nelayan yang ada di Karimunjawa adalah nelayan tangkap dan nelayan budidaya. Nelayan tangkap adalah nelayan yang mendapatkan hasil buruan dari menangkap di laut, baik di laut pinggiran ataupun laut yang agak dalam. Kebanyakan nelayan tangkap akan memburu hasil tangkapannya baik dengan cara memancing, menombak atau menjaring. Sedangkan nelayan budidaya adalah nelayan yang tidak menangkap ikan secara langsung di laut namun mereka memilih untuk membudidayakan ikan bisa melaui karamba ikan, kolam, dan lain – lain. Ada beberapa budidaya yang sedang dikembangkan oleh nelayan Karimunjawa seperti Budidaya Ikan Kerapu, Budidaya Lobster, Budidaya Rumput Laut. Hasil dari budidaya tersebut nantinya akan ditampung oleh pengepul lokal dan kemudian akan didistribusikan ke kota. Profesi lainnya dari masyarakat Suku Jawa adalah pada sector pertanian. Bagi masyarakat kepulauan Karimunjawa usaha pertanian pada umumnya adalah ladang/tegalan. Umumnya sawah di kepulauan Karimunjawa sangat tergantung pada musim hujan. Berdasarkan Balai Taman Nasional 20049 tanaman pertanian yang dikembangkan penduduk meliputi tanaman perdagangan rakyat seperti Cengkeh, Kelapa Kopi dan Randu, dan tanaman pangan seperti jagung, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai dan Kacang Wijen. Di samping jenis tanaman tersebut di atas, para penduduk telah mengembangkan pula jenis tanaman hortikultura yaitu mangga, pisang, nangka, sukun, nanas, jeruk, kedondong, jambu air dan jambu monyet. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Suku Jawa Berdasarkan Sampel No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Guru 3 2. Nelayan 5 3. Pedagang 9 4. Wiraswasta 10 5. Jasa/Usaha 6 6. Ibu Rumah Tangga 4 Total 37 Sumber Hasil Penelitian 2018 Kebudayaan Suku Bajau Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut.. Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di pulau Karimunjawa. Suku Bajau lebih banyak melakukan aktivitas kesehariannya di atas perahu untuk tidur, atau berburu hasil laut. Mereka akan menuju daratan hanya untuk menjual hasil laut atau membeli keperluan rumah tangga yang tak bisa dibuat sendiri. Meskipun demikian, pada saat ini sebagian besar orang Bajau sudah tinggal menetap di sepanjang pantai. Suku Bajau memiliki setidaknya 10 bahasa yang diturunkan dari bahasa induk Sama-Bajaw. Secara garis besar suku ini banyak menggunakan bahasa Sinama. Namun bahasa ini sering disebut sebagai Bahasa Bajau karena dipakai hampir di semua suku dan turunannya. Bahasa yang dipakai ini cenderung mirip dengan Tagalog karena mereka berasal dari Filipina. Namun suku-suka yang berada di area Malaysia, Brunei, dan Indonesia menggunakan bahasa yang ada campurannya dengan bahasa setempat. Meskipun masyarakat Suku Bajau memiliki bahasa tersendiri, namun bahasa pertama yang diajarkan masyarakat Bajau di Karimunjawa kepada anaknya ialah Bahasa Indonesia. Hal ini agar anak tersebut dapat berkomunikasi dengan mudah saat memasuki usia sekolah. Secara garis besar, orang-orang yang ada di Suku Bajau banyak menganut Islam. Mereka mempelajari keyakinan ini saat berada di kawasan Malaysia dan juga Brunei. Lambat laun kepercayaan ini menyebar luas hingga akhirnya 95% Suku Bajau menganut Islam meski tidak meninggalkan beberapa kebiasaan di masa lalu saat masih menganut animisme dan dalam setiap kelompok masyarakat selalu ada orang yang dianggap sebagai sesepuh. Ia bisa disebut dengan dukun atau dalam bahasa setempat sering disebut dengan kalamat. Pada Suku Bajau yang muslim, orang dengan predikat ini sering disebut juga dengan wali jin. Ia sering melakukan ritual agar Suku Bajau diberi keselamatan saat berada di lautan dan selalu mendapatkan berkah hasil laut yang melimpah. Mata Pencaharian masyarakat Suku Bajau Mayoritas ialah bekerja di bidang perikanan atau menjadi nelayan. Hal ini kebanyakan bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi, masyarakat yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi akan bekerja sebagai nelayan untuk memnuhi kehidupan seehari-hari. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Bajau berdasarkan sampel No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Nelayan 4 2. Buruh 1 3. Pedagang 1 4. Ibu Rumah Tangga 2 Total 8 Sumber Hasil Penelitian 2018 Suku Madura Suku Madura merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah si Karimunjawa, tepatnya berada di Pulau Kemojan, Dusun Batu Lawang dan hidup bersama dengan suku-suku lain di Pulau Karimunjawa, seperti suku Bugis dan Mandar. Sehingga akulturasi berdasarkan perkawinan di dalam Suku Madura sangat kental, hingga masyarakat Madura terkadang menggunakan Bahasa Bugis dalam berinteraksi. Suku Madura adalah suku yang memiliki karakter yang sangat kuat, baik dari sisi bahasa, kesenian, teknologi dan unsur kebudayaan lainnya. Persebaran orang-orang yang berasal dari Suku Madura tidak hanya terfokus di satu daerah, melainkan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di karimunjawa. Suku Madura mayoritas memeluk agama islam. Selain itu, juga ada yang menganut agama kristen protestan dan katolik. Orang Madura merupakan salah satu suku yang dikenal identik dengan tradisi islam yang sangat kuat. Islam begitu meresap dan mewarnai pola kehidupan masyarakat Madura. Bagi masyarakat Suku Madura betapa pentingnya nilai-nilai keagamaan yang terungkap dari ajaran abantal syahadat, asapo’ angina, apajung Allah yang artinya suku Madura sangat religius. Kebudayaan masyarakat Madura yang masih tetap ddilestarikan di Pulau Karimunjawa ialah berupa Pencak Silat. Pencak Silat adalah seni bela diri yang diturunkan turuntemurun dan dari generasi ke generasi oleh Masyarakat Suku Madura. Mayoritas masyarakat Suku Madura bekerja dibidang perdagangan, hal ini menunjukkan meskipun masyarakat Madura tidak tinggal di daerah asal mereka, jiwa dagang masih meresap di dalam darah masyarakat Madura. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Suku Madura Berdasarkan Sampel No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Pedagang 2 2. Nelayan 1 3. Tidak Bekerja 1 Total 4 Sumber Hasil Penelitian 2018 KESIMPULAN Pulau Karimunjawa merupakan salah satu Kepulauan yang berada di sebelah Utara Pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa tengah. Selain memiliki keindahan alam yang luar biasa, Pulau Karimunjawa juga memiliki kekayaan Budaya yang tinggal dan hidup dalam keharmonisan antar suku. Suku-suku tersebut ialah Suku Bugis, Suku Bajau, Suku Madura, Suku Mandar, dan Suku Jawa. Kelima suku tersebut memiliki kebudayaan-kebudayaan yang khas yang menjadi ciri-ciri masing kelimaa suku tersebut. Mereka saling berinteraksi satu sama lain secara harmonis tanpa menimbulkan suatu konflik atau superioritas masing-masing suku. SARAN Pulau Karimunjawa selain menyimpan keindahan alam yang luar biasa, juga menyimpan kekayaan budaya yang jarang ditemui di daerah-daerah lain. Pemerintah sebagai lembaga negara sebaikya menjadikan Pulau Karimunjawa sebagai salah satu ikon kerukunan baik di kancah nasional maupun internasional. Sedangkan dari sisi masyarakat, pelestarian kebudayaan diperlukan dalam rangka menyaring kebudayaan-kebudayaan asing yang berasal dari luar. DAFTAR PUSTAKA Lestari, Kukun Puji,dkk. 2017. Artikel Analisis Pola Interaksi Sosial, Pola Pendidikan Dan Ekonomi Pada Masyarakat Suku Bajau Di Kepulauan Karimun Jawa. Linawati, Mumtaz. 2017. Artikel Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Karimunjawa Studi Kasus Suku Bugis Poerwanto, Hari. 2002. Analisis Komparasi Lintas Budaya. Jurnal Humaniora. 14 142-52. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. BandungPT Remaja Rosdakarya. Sutardi, Tedi. 2007. AntropologiMengungkap Keragaman Budaya untuk kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Bahasa. BandungPT Setia Purna Inves. Suzuka, miya. 2017. yang-hampir-punah/. Melirik keunikan suku bajo indonesia yang hampir punah. Gambar 1. Interview dengan suku Bajau di pulau Karimunjawa Gambar 2. Observasi lapangan dan interview dengan kepala suku Bugis bapak Abdullah Gambar 3. Observasi lapangan dan interview dengan Kepala Desa Karimunjawa dari Suku Jawa
7 unsur kebudayaan suku madura